Aku punya teman yang telah mengubah paradigmaku tentang bisnis dan usia. Aku dulu mengira kalau ingin bisnis harus full konsentrasi ke sana dan bagi mahasiswa yang sangat padat dengan kuliah sulit untuk melakukan hal itu.
Beda dengan teman seangkatanku di geologi.
Dia memiliki restoran mewah dan dia ownernya, tanpa modal. Dan bisnis ini sudah dia jalankan selama satu tahun lebih dikit.
Temanku ini adalah anak dari orang kaya (kalo kataku) karena ayahnya kerja di perusahaan minyak. Dia seperti kita juga sibuk dengan kepadatan kuliah di geologi yang bajibun tengik dengan segala tugas, presentasi, kuliah lapangan, dan kuliah yang kadang2 harus nunggu dosen dari pagi ampe siang untuk tahu ada kuliah apa tidak.
Dia mulai menjalankan bisnisnya saat kami sudah satu setengah tahun belajar di geologi unpad. Dia meminjam duit ayahnya yang cukup kaya dan membangun restoran itu dengan usahanya sendiri, bahkan menarik investor dengan caranya sendiri. Dia luar biasa kataku, karena tidak banyak yang berpikiran seperti dia. Selain dia koordinator angkatanku yang punya pola pikir bagus seperti dia. Mungkin karena mabim kali' ya, lewat pola pikir yang ditanamkan senior2 tercinta kita kala mabim.
Mungkin kalau kebanyakan mahasiswa merasa takut akan gagal atau malu dan merasa tidak mampu untuk membangun bisnis tersebut walaupun modalnya sudah ada dari orang lain.
Dan sekarang aku bisa melihat dia bisa membeli Blackberry sendiri.
Tapi dalam kesehariannya walaupun dia bergaya anak gaul Jakarta tapi dia low profile dalam menunjukkan kekayaannya.
Dan dia masih melanjutkan kuliahnya dengan benar, ikut seminar2, dan menuju masa depan bersama kami, saudara-saudarinya di geologi unpad...
Beda dengan teman seangkatanku di geologi.
Dia memiliki restoran mewah dan dia ownernya, tanpa modal. Dan bisnis ini sudah dia jalankan selama satu tahun lebih dikit.
Temanku ini adalah anak dari orang kaya (kalo kataku) karena ayahnya kerja di perusahaan minyak. Dia seperti kita juga sibuk dengan kepadatan kuliah di geologi yang bajibun tengik dengan segala tugas, presentasi, kuliah lapangan, dan kuliah yang kadang2 harus nunggu dosen dari pagi ampe siang untuk tahu ada kuliah apa tidak.
Dia mulai menjalankan bisnisnya saat kami sudah satu setengah tahun belajar di geologi unpad. Dia meminjam duit ayahnya yang cukup kaya dan membangun restoran itu dengan usahanya sendiri, bahkan menarik investor dengan caranya sendiri. Dia luar biasa kataku, karena tidak banyak yang berpikiran seperti dia. Selain dia koordinator angkatanku yang punya pola pikir bagus seperti dia. Mungkin karena mabim kali' ya, lewat pola pikir yang ditanamkan senior2 tercinta kita kala mabim.
Mungkin kalau kebanyakan mahasiswa merasa takut akan gagal atau malu dan merasa tidak mampu untuk membangun bisnis tersebut walaupun modalnya sudah ada dari orang lain.
Dan sekarang aku bisa melihat dia bisa membeli Blackberry sendiri.
Tapi dalam kesehariannya walaupun dia bergaya anak gaul Jakarta tapi dia low profile dalam menunjukkan kekayaannya.
Dan dia masih melanjutkan kuliahnya dengan benar, ikut seminar2, dan menuju masa depan bersama kami, saudara-saudarinya di geologi unpad...
0 komentar:
Posting Komentar