Subsidence Jakarta (Jakarta Tenggelam)

on Minggu, 15 Maret 2009

Assalamualaikum wr. wb.,

Kita sama-sama tahu kalau Jakarta adalah sebuah ibukota yang sangat luas wilayahnya dan dipadati oleh penduduk dari berbagai wilayah. Kegiatan industri dan birokrasi banyak di sana, terutama industri pariwisata seperti Ancol dan Dufan.

Tapi tahu tidak kawan, Jakarta telah mengalami penurunan muka tanah dari tahun ke tahun yang dengan dengan subsidence jakarta? Makanya dapat kita lihat kalau Jakarta dari tahun ke tahun suka banjir dan setiap tahun semakin melebar luas banjirnya.

DAN FAKTOR UTAMA BANJIR BUKAN KARENA KIRIMAN DARI BOGOR YA!
Assalamualaikum wr. wb.,

Kita sama-sama tahu kalau Jakarta adalah sebuah ibukota yang sangat luas wilayahnya dan dipadati oleh penduduk dari berbagai wilayah. Kegiatan industri dan birokrasi banyak di sana, terutama industri pariwisata seperti Ancol dan Dufan.

Tapi tahu tidak kawan, Jakarta telah mengalami penurunan muka tanah dari tahun ke tahun yang dengan dengan subsidence jakarta? Makanya dapat kita lihat kalau Jakarta dari tahun ke tahun suka banjir dan setiap tahun semakin melebar luas banjirnya.

DAN FAKTOR UTAMA BANJIR BUKAN KARENA KIRIMAN DARI BOGOR YA!

Subsidence adalah pengertian dari penurunan permukaan tanah secara sederhananya, dan subsidence salah satu dari istilah-istilah penting di dalam kelimuan geologi. Bagaimana dulu Indonesia ini adalah laut dan mengalami pengangkatan (uplift) dan beberapa wilayah jutaan tahun yang lalu secara berkala mengalami subsidence yang hingga sekarang sedang istirahat di bawah permukaan tanah.

Cekungan Jakarta tersusun oleh deposit kuarter dan basement rock tersier. Ketebalan deposit kuarter sekitar 200-300m (Kazuyo Hirose, 2001). Batuan kuarter ini terbagi lagi menjadi:
1. Sedimen plistosen marine dan nonmarine
2. Kipas vulkanik plistosen akhir
3. Endapan holosen marine dan limpah banjir.

Secara umum Jakarta berada di atas litologi endapan aluvial, dimana sedimennya belum terkompaksi dan terlitifikasi, seperti pasir di pantai. Keadaan seperti ini memberikan informasi kalau litologi tersebut tidak terlalu kuat untuk menahan beban banyak karena belum terkompaksi, sehingga bisa mengalami perubahan geometri secara cepat.

PENYEBAB SUBSIDENCE

Menurut Murdharno dan Sudarsono (1998), ada beberapa penyebab subsidence Jakarta:
1. Groundwater extraction
2. Settlement of compressibility
3. Natural consolidation of alluvial soil
4. Geological settings

Salah satunya pengambilan air tanah yang berlebihan.
Pada tahun 60an dan 70an, orang banyak yang pindah ke Jakarta untuk mencari pekerjaan dan masa depan yang lebih baik daripada di desa-desa. Industri-industri dibangun dengan megahnya. Dan karena daerah aluvium itu banyak mengandung air bawah tanah maka banyak digali sumur-sumur baik untuk warga maupun untuk industri.

Akibat pengambilan air yang berlebihan tersebut, recharge (pemasukan air kembali ke aquifer) tidak sebanding dengan discharge (eksploitasi), sehingga sebelum sempat terisi kembali oleh air, pori-pori batuan yang saat itu sedang kosong tertekan oleh overburden di atasnya dan terkompaksi sehingga dari tahun ke tahun cadangan air tanah di bawah permukaan semakin mengecil dan permukaan tanah jakarta juga semakin menurun.

Pengaruh paling besar adalah pengambilan air dari aquifer paling dalam.

Menurut Murdharsono dan Sudarsono juga, bukti subsidence di Jakarta terbagi atas beberapa kategori:
1. Hancurnya beberapa bangunan
2. Berkurangnya cadangan air tanah
3. Meluasnya wilayah banjir.

Dapat dibayangkan bagaimana Jakarta mungkin beberapa puluh tahun kedepan menjadi penerus Alexandria.

Kalau untuk perkiraan berapa cm/tahun muka tanah Jakarta turun aku belum tahu pasti, karena beberapa peneliti memiliki penilaian yang berbeda-beda.

Terimakasih.

Kalau ada masukan silahkan aja. Aku mahasiswa kok, ada kekurangan ya wajar aja.
Wassalamualaikum wr. wb.

0 komentar: